Kebudayaan-kebudayaan China/Tiongkok Pada Masa Prasejarah

A. Penemuan Fosil Tertua di China
        Manusia daerah daratan China sudah lama ada sejak ribuan tahun yang lalu. Penemuan fosil manusia purba berupa tengkorak yang ditemukan pada tahun 1963 merupakan bukti nyata hal tersebut. Tengkorak yang ditemukan di Provinsi Shanxi diperkirakan berasal dari tahun 400.000 SM. Empat puluh tahun sebelumnya atau pada tahun 1923 di Zhoukoudian dekat Beijing, ditemukan pula fosil Sinanthropus Pekinensis (Manusia Peking) yang memiliki kemiripan dengan Pithecanthropus Erectus di Trinil, Jawa Tengah. Kegiatan penggalian dilakukan pada bagian atas sebuah gua di Zhoukoudian di mana para arkeolog menemukan perkakas/peralatan yang terbuat dari tulang dan batu, pakaian dari kulit hewan, dan cara untuk menyalakan api. Sisa-sisa penggalian tersebut menurut para arkeolog merupakan bukti manusia purba China pada Zaman Batu Akhir (5.000-35.000 SM).

B. Kebudayaan Yongshao         
        Kebudayaan Yongshao (6000-5000 SM) terletak di Provinsi Henan bagian barat dan Lembah Wei di Shanxi. Penggalian arkeologis yang dilakukan di Banpo pada tahun 1952 telah berhasil menemukan reruntuhan desa secara utuh. Rumah tempat kediaman bangsa China purbakala berbentuk segi empat ataupun bulat yang dibangun di atas tanah membentuk cekungan. Batang-batang kayu digunakan sebagai penyangga rumah atap yang terbuat dari jerami.
(wikiwand.com: Mangkuk/tembikar bermotif ikan pada zaman Yangshao)

        Penggalian tersebut berhasil mengungkapkan pula motif keramik, tembikar atau gerabah yang biasa dipergunakan masyarakat China saat itu. Motif keramik tersebut bergambar burung, ikan berwarna hitam atau merah. Masyarakat China membuat gerabah dengan cara membakar tanah liat dengan suhu 1000-1500oC. Banyak orang saat itu menggunakan anak panah dan kapak yang terbuat dari batu yang telah diasah. Tanaman yang dibudidayakan adalah sejenis gandum. Selain itu, masyarakat kebudayaan Yongshao telah mengenal peternakan, dimana hewan yang dikembangbiakan adalah anjing dan babi.
(wikiwand.com: Gerabah pada zaman Yangshao)

C. Kebudayaan Longshan
        Kebudayaan Longshan berkembang sekitar 5000-4000 SM. Bentuk rumah kebudayaan ini mirip dengan kebudayaan Yongshao perbedaannya rumah Longshan dikelilingi tembok. Ciri khas kebudayaan Longshan adalah penggunaan tulang untuk mata panah dan keperluan lainnya, dimana terlihat perbedaan antara kebudayaan Yongshao yang banyak memakai batuan. Hewan yang dibudidayakan adalah babi, domba, dan sapi.
     Ciri khas lainnya, yaitu kerami-keramik yang berwarna hitam tidak dihiasi dengan cat. Pembuatan perhiasan dan benda-benda dari batu giok sudah lama dikenal pada budaya Longshan, misalnya berupa kapak untuk upacara ritual dan juga bandul kalung. Hal ini membuktikkan bahwa mereka telah menguasai teknik pertukangan yang cukup tinggi, mengingat batu giok memiliki tekstur yang keras .
    Didalam tradisi penguburan mayatnya budaya Yongshao dan Longshan memiliki kesamaan dimana mereka menguburkan wajah mayat menghadap ke bawah. Penemuan arkeologis di Jiahu, Henan pada tahun 1999 telah membuktikkan bahwa musik telah dikenal pada zaman prasejarah China. Penggalian arkeologis tersebut menemukan enam buah seruling 8,6 inchi yang terbuat dari tulang burung yang berongga. Seruling tersebut berusia sekitar 9.000 tahun dan masih dapat dibunyikan. Garman Harborte adari Brookhaven National Laboratory di Upton, New York mengatakan bahwa alat musik tersebut merupakan alat musik tertua di dunia yang masih dapat dimainkan.
(Seruling tertua di dunia, ditemukan di Jiahu, Henan, China)

D. Kebudayaan Dawenkou
      Kebudayaan ini berkembang di daerah Shandong sekitar tahun 5.000-2.500 SM. Ciri khas kebudayaan Dawenkou yaitu ketika menguburkan seseorang yang telah meninggal, mayat tersebut dimasukkan ke dalam sebuah peti batu atau ruangan yang terbuat dari kayu. Kuburan-kuburan yang mewah biasanya menyimpan 50, 60 sampai 100 benda ketika ia hidup sebagai bekal kubur. Ciri khas lainnya, yaitu pembuatan bejana-bejana keramik berkulit tipis yang menyerupai cangkang telur.
      




Sumber:        
Taniputera, I. (2009). History of China. Yogyakarta:Ar-Ruuz Media. 
www.wikiwand.com.
Latest
First